BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan
sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali
untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga kerja, dan pasar
wilayah tersebut. Istilah ini juga menunjuk kepada suatu himpunan keyakinan
yang digunakan untuk melegitimasikan atau mempromosikan sistem ini, terutama
kepercayaan bahwa moral dari pengkoloni lebih hebat ketimbang yang dikolonikan.
Di Indonesia juga kolonialisme telah merupakan
menjadi sejarah, pasalnya kolonialisme pun pernah terjadi di Indonesia sekitar
tahun 1811 sampai tahun 1945. Yaitu diantaranya kolonialisme Inggris(1811-1816)
dan juga kolonialisme Jepang (1942-1945).
Kolonialisme di Indonesia berawal dari
perdagangan rempah-rempah yang ada di dunia Timur. Perjalanan pelayaran Belanda
merupakan awal dari kolonialisme yang
terjadi di Indonesia, yang di awali oleh kekuasaan VOC pada tahun 1602 sampai
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945.
Dari banyaknya kolonialisme yang terjadi di
Indonesia. Kolonialisme Barat yang terjadi di Indonesia bisa dijadikan topik
materi presentasi yang baik dan bermanfaat bagi siswa khususnya. Dengan
dijadikan media makalah , diupayakan materi ini bisa dipresentasikan untuk menambahkan
pengetahuan mengenai sejarah di Indonesia khususnya.
Dengan dibuatkannya makalah tersebut
diharapkan para siswa dapat mengetahui tentang pengetahuan sejarah Indonesia
khususnya kolonialisme Barat yang
menjadi pokok topik presentasi.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaiamana
kebijakan pemerintah kolonial barat di Indonesia?
2.
Bagaiman
masa kedatangan dan kemunduran bangsa Belanda di Indonesia?
3.
Bagaimana
masa pemerintahan Herman Willem Daendless?
4.
Bagaimana
masa pemerintahan bangsa Inggris di Indonesia?
5.
Bagaimana
masa pemerintahan Hindia Belanda?
6.
Bagaimana
perkembangan pengaruh barat terhadap kehidupan sosial budaya?
C. Tujuan Makalah
1.
Untuk mengetahui
kebijakan kolonial barat di Indonesia.
2.
Untuk mengetahui
masa kedatangan dan kemunduran bangsa Belanda di Indonesia.
3.
Untuk mengetahui
masa pemerintahan Herman Willem Daendless.
4.
Untuk mengetahui
masa pemerintahan bangsa Inggris di Indonesia.
5.
Untuk mengetahui
masa pemerintahan bangsa Hindia Belanda.
6.
Untuk mengetahui
perkembangana pengaruh barat terhadap kehidupan sosial.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
KEBIJAKAN PEMERINTAH
KOLONIAL BARAT DI INDONESIA
1) Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia
Pada mulanya pedagang-pedagang
Belanda yang berpusat di Rotterdam membeli rempah-rempah dari
Lisabon.Pada waktu itu Belanda masih dalam penjajahan Spanyol,kemudian
terjadilah perang 80 tahun,dan berhasil melepaskan Belanda terhadap
Spanyol,serta menjadikan William Van Oranye sebagai
pahlawan kemerdekaan Belanda.
Pada tahun 1580 Raja Philip dari Spanyol naik
tahta,ia berhasil mempersatukan Spanyol dan Portugis ,Akibatnya Belanda tidak
dapat lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon yang sedang dikuasai
Spanyol,hal itulah yang mendorong Belanda mulai mengadakan penjelajahan
samudera untuk mendapatkan daerah asal rempah-rempah.
A. Perjalanan Bangsa Belanda ke Indonesia
Pada tahun 1595 Linscoten berhasil
menemukan tempat-tempat di P.Jawa yang bebas dari tangan Portugis dan banyak
menghasilkan rempah-rempah untuk diperdagangkan,Peta yang dibuat oleh Linscoten diberi
nama Interatio yang artinya keadaan didalam atau situasi
di Indonesia.
Pada tahun 1595,bulan April Cornelius de
Houtman dan De Keyzer dengan 4 buah kapal memimpin
pelayaran menuju Nusantara dengan Route : Belanda-Pantai barat Afrika-Tanjung
Harapan-Samudera Hindia-Selat Sunda-Banten,selama pelayarannya itu selalu
menjauhi Route pelayaran Portugis,dan tidak singgah ke India-Malaka.
Pada bulan Juni 1596
pelayarannya berhasil berlabuh di Banten,dan pada mulanya kedatangannya
mendapat sambutan baik dari masyarakat Banten.Kedatangan Belanda diharapkan
dapat memajukanperdagangan dan dapat membantu usaha penyerangan ke Palembang
yang dipimpin oleh raja Maulana Muhammad,akan tetapi sikap De Houtman semakin
kaku dalam perdagangan (hanya mau membeli rempah-rempah pada musim panen dan
membeli melalui pejabat atau cina perantara,akhirnya Ia ditangkap dan
dibebaskan setelah membayar uang tebusan kemudian meninggalkan Banten.
Walaupun demikian de
Houtman disambut dengan gegap gempita oleh masyarakat Belanda,ia dianggap
sebagai pelopor pelayaran menemukan jalan laut ke Nusantara.
Pada tanggal 28 November 1598 pelayaran baru Belanda
dipimpin oleh Jacob van Neck dan Wybrect van Waerwyck dengan
8 buah kapal tiba di Banten.Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis
sedang memburuk sehingga kedatangan Belanda diterima dengan baik.
Karena sikap Van Neck
yang sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para pembesar Banten ,maka 3
buah kapalnya yang penuh muatan rempah-rempah berhasil dikirim ke Belanda dan 5
buah kapal yang lainnya menuju Maluku.
Di Maluku ,Belanda juga diterima dengan baik oleh
rakyat Maluku karena dianggap sebagai musuh Portugis yang sedang bermusuhan
dengan rakyat Maluku.
B.
Terbentuknya VOC
Keberhasilan
ekspedisi-ekspedisi Belanda dalam mengadakan perdagangan rempah-rempah
mendorong pengusaha-pengusaha Belanda yang lainnya untuk berdagang ke
Nusantara.Diantara mereka terjadi persaingan.Disamping itu mereka harus harus
menghadapi persaingan dengan Portugis,Spanyol dan Inggris.Akibatnya mereka
saling menderita kerugian,lebih lebih dengan sering terjadinya perampokan
perampokan oleh bajak laut.
Atas prakarsa dari 2 orang tokoh Belanda yaitu Pangeran
Maurits dan Johan van Olden Barneveltpada tahun 1602
kongsi-kongsi dagang Belanda dipersatukan menjadi sebuah kongsi dagang
besar yang diberinama VOC (Verenigde Oost Indesche Compagnie ) atau
‘Persekutuan Maskapai Perdagangan Hindia Timur’, pengurus pusat VOC
terdiri dari 17 orang.
Pada tahun 1602 VOC membuka kantor pertamanya di
Banten yang dikepalai oleh Francois Witter
a)
Tujuan Dibentuknya
VOC
·
Menghindari
persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda untuk keuntungan
maksimal.
·
Memperkuat posisi
Belanda dalam menghadapi persaingan,baik dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya
maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
·
Membantu dana
pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol.
b)
Hak – Hak Istimewa VOC
Agar dapat melaksanakan tugasnya
dengan leluasa VOC diberi hak-hak istimewa oleh pemerintah Belanda :
- Memonopoli
perdagangan
- Mencetak
dan mengedarkan uang
- Mengangkat
dan memperhentikan pegawai
- Mengadakan
perjanjian dengan raja-raja
- Memiliki
tentara untuk mempertahankan diri
- Mendirikan
benteng
- Menyatakan
perang dan damai
- Mengangkat
dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.
c) Politik Ekonomi VOC
Peraturan-peraturan
yg ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain :
a. Verplichte Laverantie
Yaitu
penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yg telah ditetapkan oleh
VOC,dan melarang rakyat menjual hasil buminya selain kepada VOC.
b. Contingenten
Yaitu
kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
c. Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tanaman
rempah-rempah yang boleh ditanam.
d. Ekstirpasi
Yaitu
hak VOC untuk menebang tanaman rempah- rempah agar tidak terjadi over produksi
yg dapat menyebabkan harga rempah-rempah merosot.
e. Pelayaran Hongi
Yaitu
pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu perang) untuk mengawasi pelaksanaan
monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.
d)
Sistem Birokrasi VOC
Guna memerintah
wilayah-wilayah di Nusantara VOC mengangkat seorang gubernur jendral yg
Dibantu oleh 4 orang yg disebut Raad van Indie (dewan India)
Dibawah gubernur jendral diangkat beberapa gubernur yang
memimpin suatu daerah.dibawah gubernur terdapat beberapa Residen yang
di-bantu oleh Asisten Residen,pemerintahan dibawahnya lagi
diserahkan pada pemerintahan tradisional,seperti Raja dan Bupati.VOC menerapkan
sistem pemerintahan tidak langsung (Indirect rule) dengan
memanfaatkan sistem Feodalisme.
Beberapa gubernur
jendral VOC yang dianggap berhasil dalam mengembangkan usaha dagang dan
kolonisasi VOC di Nusantara antara lain :
a) .Jan Pieterzoon Coen (1619-1629)
Dikenal
sebagai peletak dasar imperialisme Belanda di Nusantara.Ia dikenal pula dengan
rencana kolonisasinya dengan memindahkan orang-orang Belanda bersama
keluarganya ke Indonesia.
b) Antonio Van Diemen (1636-1645)
Ia
berhasil memperluas kekuasaan VOC ke Malaka pada tahun 1641,Ia juga mengirimkan
misi pelayaran yang dipimpin Abel Tasman ke
Australia,Tasmania,Selandia baru.
c) Joan Maetsycker (1653-1678)
Ia
berhasil memperluas wilayah kekuasaan VOC ke Semarang Padang dan Menado.
d) Cornelis Speeldman (1681-1684)
Ia
menghadapi perlawanan didaerah dan tidak berhasil mengalahkan Sultan
Agung,Trunojoyo dan Sultan Ageng Tirtayasa.
e)
Kemunduran VOC
Kemunduran
dan kebangkrutan VOC terjadi sejak awal abad ke-18 disebabkan oleh :
a. Banyak korupsi yg dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC.
b. Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat makin
luasnya wilayah kekuasaan VOC.
c. Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat terlalu
besar.
d. Persaingan dengan konsi dagang negara lain,misalnya
dengan EIC milik Inggris.
e. Hutang VOC yang sangat besar.
f. Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun
usahanya mengalami kemunduran
g. Berkembangnya faham Liberalisme sehingga monopoli
perdaganganyg diterapkan VOC tidak sesuai lagi untuk diteruskan.
h. Pendudukan Perancis terhadap negara Belanda pada
tahun 1795.
f) Kemunduran VOC
Pada
tahun 1795 dibentuk panitia pembubaran VOC dan hak-hak istimewa VOC dihapus
Pada tanggal 31 desember 1799 VOC dibubarkan dengan saldo kerugian sebesar
134,7 juta gulden.Selanjutnya semua hutang dan kekayaan VOC diambil alih oleh
Pemerintah Kerajaan Belanda.
C. Pemerintahan Hindia Belanda
Perubahan yang
terjadi di Eropa pada akhir abad 18 Pada tahun 1795 Partai Patriot Belanda yg
anti raja,atas bantuan Perancis berhasil merebut kekuasaan dan membentuk
pemerintahan baru yg disebut Republik Bataaf (Bataafische
Republiek ),Republik ini menjadi bawahan Perancis yg sedang dipimpin oleh
Napoleon Bonaparte.Raja Belanda Willem V,melarikan diri dan membentuk
pemerintahan peralihan di Inggris yang pada waktu itu menjadi musuh
Perancis.Setelah VOC dibubarkan oleh pemerintah tersebut pada tahun 1799,tanah
jajahan yang dulu dikuasai VOC kemudian diurus oleh suatu badan yang disebut Aziatische
Raad (Dewan Asia).
Kekuasaan
pemerintahan Belanda di Nusantara dipegang oleh gubernur jendral Johanes Siberg
(1801-1804) yang menggantikan gubernur jendral Overstrateen sebagai gubernur
jendral VOC yang terakhir.
Johanes Siberg seharusnya mencerminkan sifat dari
Republik Bataaf yg Liberal.Akan tetapi sebelum resmi berkuasa di Nusantara ia
mengirim 2 komisaris ke Nusantara yaitu Nederburg dan Hogendrop.
2)
MASA PEMERINTAHAN
HERMAN W.DAENDELS
Letak
geografis Belanda yg dekat dengan Inggris menyebabkan Napoleon Bonaparte merasa
perlu menduduki Belanda.Pada tahun 1806,Perancis membubarkan Republik Bataaf
dan membentuk Kerajaan Belanda (Kominkrijk Holland).Napoleon kemudian
mengangkat Louis Napoleon sebagai raja Belanda dan berarti sejak saat itu
pemerintahan yang berkuasa di Nusantara adalah pemerintahan
Belanda-Perancis.Oleh karena itu Louis Napoleon mengangkatHerman William
Daendeles sebagai gubernur jen-dral di Nusantara.Dengan tugas utama
mempertahankan P.Jawa dari serangan Inggris.
KEBIJAKAN
PEMERINTAHAN DAENDELS
1) Bidang Birokrasi Pemerintahan
a.
Pusat pemerintahan
dipindahkan kepedalaman
b.
Dewan Hindia Belanda
sebagai dewan legeslatif diganti dengan Dewan Penasehat.
c.
Membentuk sekretariat
negara (Algemene Secretarie).
d.
Pulau jawa dibagi
pulau jawa di bagi menjadi 9 Prefektuur dan 31 kabupaten
e.
Para bupati di
jadikan pemerintah Belanda dan di beri pangakat sesuai dengan ketentuan
kepegawaian pemerintah Belanda.
2) Bidang hukum dan peradilan.
a.
Dalam bidang hukum
Daendels membentuk 3 jenis pengadilan yaitu sebagai berikut:
a)
Pengadilan utuk orang
eropa
b)
Pengadilan untuk
orang pribumi
c)
Pengadilan untuk
orang timur asing. Pengadilan untuk orang pribumi ada di setiap prefectur dengan
prefect sebagai ketua dan para bupati sebagai anggota
b.
Pemberantasan koropsi
tanpa pandang bulu termasuk pada bangsa Eropa.Akan tetapi ia sendiri melakukan
korupsi besar-besaran dalam kasus penjualan tanah kepada fihak swasta.
3)
Bidang Militer dan Pertahanan
dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahankan
P.Jawa dari serangan Inggris,Daendels mengambil langkah-langkah :
a. Membangun jalan antara Anyer-Panarukan.
b. Menambah jumlah angkatan perang dari 3000 orang
menjadi 20.000 orang.
c. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang
d. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Pandang dan
Surabaya.
e. Membangun benteng-benteng pertahanan.
f. Meningkatkan kesejahteraan prajurit.
4)
Bidang Ekonomi dan Keuangan
a. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan negara (Algemene
Rekenkaer).
b. Mengeluarkan uang kertas
c. Memperbaiki gaji pegawai
d. Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan
wajib (verplichte laverantie) yang diterapkan pada masa VOC tetap dilanjutkan.
e. Mengadakan monopoli perdagangan beras.
f. Mengadakan peminjaman paksa kepada orang-orang yang
dianggap mampu,bagi yg menolak akan dikenakan hukuman.
g. Penjualan tanah kepada fihak swasta.
h. Mengadakan Preanger Stelseel ,yaitu
kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk menanam tanaman eksport :
Kopi
5)
Bidang Sosial
a. Rakyat dipaksa untuk melakukan kerja Rodi untuk
membangun jalan Anyer-Panarukan.
b. Pebudakan dibiarkan berkembang
c. Menghapus upacara penghormatan kepada Resident,Sunan
dan Sultan
d. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda
pos
AKHIR
KEKUASAAN HERMAN W.DAENDELS
Kejatuhan Daendels
antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Sikapnya yg otoriter terhadap raja-raja
Banten,Yogyakarta,Cirebon menimbulkan pertentangan dan perlawanan.
b. Penyelewengan dlam kasus penjualan tanah kepada fihak
swasta dan manipulasi penjualan istana Bogor.
c. Keburukan dalam sistem administrasi pemerintahan.
3. PENJAJAHAN INGGRIS DI INDONESIA (1811-1816)
a).Contingental Stelseel
Yang diterapkan oleh Napoleon di Eropa 1806 dengan
memblokade perdagangan Inggris diEropa daratan,Inggris tumbuh menjadi Negara
industri besar membutuhkan daerah pemasaran yg luas,oleh karena itu India dan
Indonesia akan dijadikan tempat pemasaran barang-barang industri Inggris.
b).Nusantara yg praktis dikuasai Perancis (Belanda Perancis) merupakan bahaya laten bagi kekuasaan Inggris di Asia. Ketika akhirnya Inggris menyerbu P.Jawa,penggantinya Daendels,gubernur jendral Jansen,tidak mampu bertahan dan menyerah,akhir dari penjajahan Belanda-Perancis ditandatangani dengan Kapitulasi Tuntang (18 September 1811), isinya :
b).Nusantara yg praktis dikuasai Perancis (Belanda Perancis) merupakan bahaya laten bagi kekuasaan Inggris di Asia. Ketika akhirnya Inggris menyerbu P.Jawa,penggantinya Daendels,gubernur jendral Jansen,tidak mampu bertahan dan menyerah,akhir dari penjajahan Belanda-Perancis ditandatangani dengan Kapitulasi Tuntang (18 September 1811), isinya :
a. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris.
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
c. Semua pegawai Belanda yg mau bekerjasama dengan
Inggris dapat memegang jabatannya terus
d. Semua hutang Pemerintah Belanda yg dahulu,bukan
menjadi tanggung jawab Inggris. Kapitulasi Tuntang ditandatangani tanggal 18
Sept 1811 oleh S.Auchmuty dari fihak Inggris dan Janseens dari fihak
Belanda.
Seminggu sebelum
Kapitulasi Tuntang ,raja muda Lord Minto yg berkedudukan di India mengangkat Thomas
Stamford Raffles sebagai wakil gubernur di P.Jawa,dalam pelaksanaannya
Raffles berkuasa penuh diseluruh Nusantara.Dan cenderung mendapat tanggapan
positif dari raja-raja dan rakyat setempat karena hal berikut ini :
a.
Para raja da rakyat
tidak menyukai Daendels
b.
Ketika masih
berkedudukan di Penang,Malaysia Raffles beberapa kali mengadakan misi rahasia
ke kerajaan-kerajaan yg anti Belanda,seperti : Yogyakarta,Banten dan Palembang.
c.
Sebagai seorang yg
Liberalis ,Raffles memiliki kepribadian yg simpatik,ia menjalankan politik
murah hati dan sabar walaupun dalam prakteknya berlainan.
KEBIJAKAN
PEMERINTAHAN RAFFLES
Dalam
menjalankan tugas Raffles didampingi oleh suatu badan penasehat (advisory
Council) yang terdiri atas Gillespie,Cranssen dan Muntinghe.
1)
Bidang Pemerintahan langkah-langkah yg diambil Raffles
:
a. P.Jawa dibagi menjadi 16 Karisidenan (berlangsung
sampai tahun 1964).
b. Merubah sistem pemerintahan yg semula dilakukan oleh
pengusaha pribumi menjadi system pemerintahan kolonial yg bercorak barat.
c. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan
kedudukannya yg mereka peroleh secara turun tumurun.
2)
Bidang Ekonomi dan Keuangan
a. Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman
eksport.
b. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem
peyerahan wajib (Verplichte Laverantie) yang sudah diterapkan sejak zaman VOC.
c. Menetapkan sistem sewa tanah (landren). Untuk
menentukan besarnya pajak, tanah dibagi menjadi 3 kelas, yaitu sebagai berikut.
Kelas I, yaitu tanah yang subur,
dikenakan pajak setengah dari hasil bruto.
Kelas II, yaitu tanah setengah subur, dikenakan pajak sepertiga dari hasil bruto.
Kelas III, yaitu tanah tandus, dikenakan pajak dua perlima dari hasil bruto.
Kelas II, yaitu tanah setengah subur, dikenakan pajak sepertiga dari hasil bruto.
Kelas III, yaitu tanah tandus, dikenakan pajak dua perlima dari hasil bruto.
d. Pemungutan pajak pada awalnya secara perorangan.
e. Mengadakan monopoli garam dan minuman keras.
3)
Bidang Hukum
Sistem peradilan yang
diterapkan affles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh Daendels. Apabila
Daendels berorientasi kepada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi
kepada besar kecilnya kesalahan. Badan-badan penegak hukum yang ada pada masa
Raffles adalah sebagai berikut.
a. Court of Justice, terdapat pada
setiap residen.
b. Court of Request, terdapat pada setiap divisi.
c. Police of Magistrace.
Menurut Raffles pengadilan merupakan benteng untuk
memperoleh keadilan.
4)
Bidang Sosial
a. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
b. Penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia
melanggar undang-undangnya sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis
perbudakan. Hal itu terbukti dengan pengiriman kuli-kuli dari Jawa ke
Banjarmasin untuk membantu perusahaan temannya, Alexander Hare, yang sedang kekurangan
tenaga kerja, sedangkan di Batavia Raffles menetapkan pajak yang tinggi bagi
pemilik budak.
c. Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang
sangat kejam dengan melawan harimau.
5)
Bidang Ilmu Pengetahuan
a. Ditulisnya buku berjudul History Of Java. Dalam
menulis buku tersebut Raffles dibantu oleh juru bahasanya Raden Ario
Notodiningrat dan Bupati Sumenep, Notokusumo II.
b. Memberikan bantuan kepada John Crawfurd (residen
Yogyakarta) untuk mengadakan penelitian yang menghasilkan sebuah buku berjudul
History Of The East Indian Archipelago.
c. Raffles juga aktif mendukung Bataviaach Genootschap,
sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
d. Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi.
e. Dirintisnya Kebun Raya Bogor.
BERAKHIRNYA KEKUASAAN
THOMAS S. RAFFLES
Berakhirnya pemerintahan
Rafflesyaitu dengan ditandai adanya Convention Of London pada tahun 1814. Perjanjian
tersebut di tanda tangani oleh perwakilan Belanda dan Inggris. Isinya yaitu :
a. Indonesia dikembalikan kepada Belanda
b. Jajahan Belanda seperti sailan, Kaap Koloni, Guyana,
tetap ditahan Inggris.
c. Cochin (di Pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris,
sedangka Bangka diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya.
4. PEMERINTAHAN
HINDIA BELANDA 1816-1942
A.
PEMERINTAHAN KOMISARIS JENDRAL
Setelah berakhirnya
kekuasaan Inggris,selanjutnya yang berkuasa adalah Pemerintahan Hindia
Belanda,yang pada mulanya pemerintahan Kolektif yang terdiri dari 3 orang yaitu
: Flout,Buyskess dan Van Der Capellen.
Dengan tugas utama :
menormalisasikan keadaan lama (Inggris) ke alam baru (Belanda) dengan masa
peralihan dari tahun 1816-1819,untuk selanjutnya yang menjadi gubernur jendral
adalah Van Der Capellen (1816-1824).
Dalam menjalankan pemerintahannya,komisaris jendral
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Sistem Residen tetap dipertahankan
2) Dalam bidang hukum sistem juri dihapuskan
3) Kedudukan para Bupati sebagai penguasa feodal tetap
dipertahankan.
4) Desa sebagai satu kesatuan unit tetap dipertahankan dan
para penguasanya dimanfaatkan untuk pelaksanaan pemungutan pajak dan hasil
bumi.
5) Dalam bidang ekonomi memberikan kesempatan kepada
pengusaha-pengusaha asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Memorandum tahun 1851
Memorandum tahun 1851 dengan jelas menegaskan politik
Belanda,bahwa “daerah –daerah taklukan harus memberi keuntungan materiil bagi
Belanda,keuntungan yang memang menjadi tujuan penaklukkan “
B.
PENERAPAN SISTEM TANAM PAKSA
Istilah Cultuur
Stelsel sebenarnya berarti sistem tanaman terjemahannya dalam bahasa Inggris
adalah Culture System atau Cultivation System .Lebih tepat lagi kalau di
terjemahkan menjadi System of Gouverment Controlled Agricultures karena
pengertian dari Cultuur Stelsel sebenarnya adalah :”kewajiban kepada rakyat
(Jawa) untuk menanam tanaman eksport yang laku dijual diEropa”,rakyat
menterjemahkan dengan istilah tanam paksa.
Menurut Van Den Bosch : Cultuur Stelsel didasarkan
atas hukum adat yg menyatakan bahwa barang siapa berkuasa disuatu daerah,ia
memiliki tanah dan penduduknya.
a.
Latar Belakang Sistem Tanam Paksa
a) Di Eropa, Belanda terlibat dalam peperangan-peperangan
pada masa kejayaan Napoleon sehingga menghabiskan biaya besar.
b) Terjadinya perang kemerdekaan Belgia yang diakhiri
dengan pemisahan Belgia dari Belanda tahun 1830.
c) Terjadinya perang Diponegoro (1825-1830) yang
merupakan perlawanan rakyat jajahan termahal bagi Belanda (menghabiskan beaya
20.000.000 gulden).
d) Kas negara Belanda kosong dan hutang yang ditanggung
Belanda cukup berat.
e) Pemasukan uang dari penanaman kopi tidak banyak.
f) Kegagalan usaha mempraktikkan gagasan Liberal (1816-1830)
dalam mengeksploitasi tanah jajahan untuk memberikan keuntungan yang besar
terhadap negeri induk.
b.
Aturan – Aturan Tanam Paksa
Ketentuan
pokok Tanam Paksa terdapat dalam Staatblad (lembaran negara)
no.22 tahun 1834,dengan ketentuan sebagai berikut :
a)
Penyediaan tanah
untuk cultuur stelsel berdasarkan persetujuan
penduduk.
b)
Tanah tersebut tidak
lebih dari seperlima tanah pertanian.
c)
Tanah tersebut bebas
dari pajak.
d)
Kelebihan hasil
tanaman jika melebihi pajak diberikan pada petani.
e)
Pekerjaan untuk
cultuur stelsel tidak melebihi waktu menanam padi
f)
Kegagalan panen yang
bukan kesalahan petani merupakan tanggung jawab pemerintah.
g)
Bagi yang tidak
memiliki tanah dipekerjakan dipabrik atau perkebunan pemerintah.
h)
Pelaksanaan tanam
paksa diserahkan kepada pemimpin pribumi.
c.
Penyimpangan Tanam Paksa
a) Perjanjian penyediaan tanah dilakukan dg paksaan.
b) Tanah yang digunakan lebih dari seperlima bagian.
c) Pengerjaan tanah untuk tanam paksa melebihi waktu
menanam padi.
d) Tanah tersebut masih terkena pajak.
e) Kelebihan hasil panen tidak diberikan kepada petani.
f) Kegagalan panen tanggung jawab petani.
g) Buruh dijadikan tenaga paksaan.
Guna menjamin agar
para Bupati dan kepala desa menunaikan tugasnya dg Baik,pemerintah Belanda
memberikan rangsangan yg disebut cultuur procenten. Disamping
penghasilan tetap.
d.
Akibat Tanam Paksa
BAGI
BELANDA
1)
Meningkatnya hasil
tanaman eksport dari negeri jajahan dan dijual Belanda dipasaran Eropa.
2)
Perusahaan pelayaran
Belanda yang semula kembangkempis tetapi pada masa tanam paksa mendapat
keuntungan besar.
3)
Pabrik-pabrik gula yg
semula diusahakan kaum swasta Cina,kemudian juga dikembangkan oleh pengusaha
Belanda,karena keuntungannya besar.
4)
Belanda mendapatkan
keuntungan (Batiq slot) yang besar (keuntungan pertama 3 juta gulden).
BAGI
INDONESIA
1)
Kemiskinan dan
penderitaan fisik serta mental yg berkepanjangan
2)
Beban pajak yang
berat.
3)
Pertanian,khususnya
padi banyak mengalami kegagalan panen.
4)
Kelaparan dan
kematian terjadi dimana-mana,seperti yang terjadi di Cirebon 1843,Demak
1848,Grobogan 1849.
5)
Jumlah penduduk di
Indonesia menurun.
6)
Rakyat Indonesia
mengenal tekhnik menanam jenis-jenis tanaman yang baru.
7)
Rakyat Indonesia
mulai mengenal tanaman dagang yang berorientasi eksport.
C. POLITIK EKONOMI
LIBERAL KOLONIAL SEJAK TAHUN 1870
a. Latar Belakang Politik Ekonomi Liberal
Politik ekonomi liberal kolonial dilatarbelakangi oleh
hal-hal sebagai berikut :
1) Pelaksanaan tanam paksa memberi keuntungan yg besar
kepada Belanda,tetapi menimbulkan penderitaan rakyat pribumi.
2) Berkembangnya faham liberalisme di Eropa.
3) Kemenangan partai liberal di Belanda.
4) Adanya Traktar Sumatera 1871,yang memberikan kebebasan
bagi Belanda untuk meluaskan wilayahnya ke Aceh.
Pelaksanaan politik ekonomi liberal ditandai dengan
beberapa peraturan antara lain :
a) Reglement op het belied der regering in Nedherlandsh
Indie (1854) :
Berisi tentang tata cara pemerintahan di Indonesia.
Berisi tentang tata cara pemerintahan di Indonesia.
b) Indishe Comtabiliteit Wet (1867) :
Berisi tentang perbendaharaan negara Hindia Belanda
Berisi tentang perbendaharaan negara Hindia Belanda
c) Suiker Wet Yaitu
UU gula yang menetapkan bahwa tanaman tebu adalah monopoli pemerintah yg secara
berangsur-angsur akan dialihkan kepada fihak swasta.
d) Agrarish Wet (undang-undang Agraria) 1870:
UU Agraria yg berlaku di Indonesia dari tahun
1870-1960 isinya :
·
Tanah di Indonesia
dibedakan menjadi tanah tanah rakyat dan tanah milik pemerintah.
·
Tanah rakyat terdiri
dari tanah bebas dan tidak bebas
·
Tanah rakyat tidak
boleh dijual kepada orang lain.
·
Tanah pemerintah
dapat disewakan kepada penguasa swasta sampai jangka waktu 75 tahun.
e) Agrarisch Besluit (1870):
Ditetapkan oleh raja Belanda
dan mengatur hal-hal yang lebih rinci.
b.
Pelaksanaan Sistem Politik Ekonomi Liberal
Setelah UU
Agraria 1870 diterapkan,di Indonesia memasuki Imperalisme modern dengan
diterpkan Opendeur Politiek,yaitu politik pintu terbuka terhadap
modal-modal swasta asing,hal itu berati Indonesia dijadikan tempat untuk
berbagai kepentingan yaitu:
a) mendapatkan bahan mentah atau bahan baku industri di
Eropa.
b) mendapatkan tenaga kerja yg murah.
c) menjadi tempat pemasaran barang-barang produksi Eropa.
d) menjadi tempat penanaman modal asing.
c.
Akibat Sistem Politik Liberal
BAGI BELANDA :
a) Memberikan keuntungan yg
besar bagi kaum swasta Belanda
b) Hasil-hasil produksi
perkebunan dan pertambangan mengalir ke Belanda.
c) Negeri Belanda menjadi pusat
perdagangan hasil dari tanah jajahan.
BAGI INDONESIA :
a) Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk.
b) Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 karena
jatuhnya harga gula dan kopi.
c) Menurunnya konsumsi bahan makanan,terutama beras.
d) Menurunnya usaha kerajinan rakyat karena telah
tersaingi dengan Import dari Eropa.
e) Pengangkutan dengan gerobak menjadi merosot
penghasilannya setelah adanya angkutan kereta api.
f) Rakyat menderita karena masih diterapkan kerja rodi
dan adanya hukuman yg berat bagi yg melanggar peraturan poenalie
sanctie.
C.
POLITIK ETIS
a.
Latar Belakang Politik Etis
Munculnya politik etis dilatarbelakangi oleh :
a) Sistem ekonomi liberal tidak mengubah nasib rakyat.
b) Tanam paksa memberi keuntungan besar bagi Belanda
sebaliknya menimbulkan penderitaan rakyat.
c) Belanda melakukan penekanan dan penindasan terhadap
rakyat .
d) Rakyat kehilangan tanah sebagai hak milik utamanya.
e) Adanya kritik terhadap praktik kolonial liberal.
b.
Kegagalan Politik Etis
Kegagalan politik etis,tampak dalam
kenyataan-kenyataan sebagai berikut :
a) Sistem ekonomi liberal hanya memberi keuntunga besar
bagi Belanda.
b) Sangat sedikit penduduk pribumi yang memperoleh
keuntungan dan kedudukan yang baik.
c) Pegawai negeri golongan pribumi hanya dijadikan alat,
sehingga dominasi
Belanda tetap sangat besar.
B. Perkembangan
Pengaruh Barat terhadap Kehidupan Sosial Budaya
1. Perubahan Struktur Sosial Masyarakat
Pembagian status
(kedudukan) sosial pada zaman colonial Belanda ditetapkan dalam peraturan hukum
ketatanegaraan Hindia Belanda (Indische Staatsregeling) tahun 1927. Menurut
peraturan tersebut penggolongan penduduk Indonesia sebagai berikut.
a. Golongan Eropa dan yang
dipersamakan
1. Bangsa Belanda dan
keturunannya
2. Bangsa-bangsa Eropa lainnya
seperti Portugis, Prancis, Inggris, dan lainnya.
3. Orang-orang bangsa lain
(bukan Eropa) yang telah dipersamakan dengan Eropa karena kekayaannya, keturunan
bangsawan dan pendidikan.
b. Golongan Timur Asing
Golongan
ini terdiri dari golongan Cina, Arab, India, Pakistan, dan lain-lain. Mereka
berada pada lapisan menengah.
c. Golongan Pribumi
Golongan
pribumi yaitu bangsa Indonesia asli (bumiputera) yang berada pada lapisan
bawah. Dalam masyarakat pribumi dikenal adanya pelapisan sosial berdasarkan
statusnya sosialnya, yaitu lapisan bawah, menengah dan lapisan atas.
a. Lapisan Bawah
Lapisan
bawah terdiri dari rakyat jelata dan merupakan penduduk terbesar dan hidup
melarat. Mereka tinggal di desa-desa sebagai petani dan buruh perkebunan, di
kota-kota sebagai buruh kecil, tukang-tukang dan sebagainya.
b. Lapisan Menengah
Lapisan
menengah meliputi para pedagang kecil dan menengah, petani-petani kaya dan
pegawai.
c. Lapisan Atas
Lapisan
atas terdiri atas keturunan-keturunan bangsawan atau kerabat raja yang
memerintah suatu daerah. Pada umumnya mereka terbagi-bagi dalam tingkatan dan
gelar sesuai dengan tingkat kedekatan hubungan darah mereka dengan raja.
Golongan ini biasanya disebut elite tradisional dan elite daerah.
Disamping
elite tradisional muncul juga elite temporer atau disebut juga elite agama.
Kedudukan mereka pada lapisan atas sulit untuk diturunkan kepada anak cucunya.
Termasuk mereka merupakan pemuka-pemuka agama sebagai pemimpin rohani, seperti
ulama, dan kiai yang sangat berpengaruh tidak hanya di daerahnya, tetapi jauh
melampaui batas-batas wilayahnya. Perlawanan-perlawanan daerah terhadap
kolonialis dan kapitalis asing maupun terhadap elite trandisional banyak
dipimpin oleh elite agama tersebut.
2. Perluasan Pengajaran dan Mobilitas
Sosial
Perluasan
pengajaran makin menarik perhatian rakyat. Sekolah kemudian dianggap sebagai alat
untuk dapat memasuki tingkatan hidup baru yaitu “hidup kepriyayian”, bagi
golongan bawah dan untuk menambah dasar legitimasi bagi golongan atas.
Kesempatan tersebut semakin luas dengan dimulainya pelebaran kelas pegawai oleh
pemerintahan colonial. Hal ini mengancam kedudukan pegawai lama yang hanya
bertopang pada kebanggaan keturunan.
Dengan
penyebaran pengajaran, maka lapangan kerja baru diperluas dan disesuaikan
dengan spesialisasi ilmu yang dimiliki sehingga kesempatan yang tersedia
seharusnya sepadan. Akan tetapi, dengan adanya deskriminasi rasial maka
seseorang yang memiliki kemampuan yang sama dalam kesempatan kerja dibedakan.
Orang kulit putih dan anak-anak bangsawan serta pejabat tinggi pemerintah
diutamakan. Sebagai akibatnya muncullah golongan terpelajar yang berada diluar
sistem birokrasi pemerintah colonial Belanda. Karena kepincangan inilah mereka
bersikap menolak sistem colonial. Mereka itulah yang kemudian terpanggil untuk
memimpin Pergerakan Nasional.
3. Kedudukan dan Peran Wanita dalam
Kehidupan Masyarakat
Gagasan
tentang kemajuan, khususnya dikalangan kaum wanita muncul pada diri R.A Kartini
(1879-1904). Gagasan tersebut dituangkan dalam surat-surat pribadinya yang
diterbitkan pada tahun 1912 atas usaha J.H. Abendanon dengan judul Door
Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Penerbitan buku ini
menimbulkan rasa simpati mengenai gerakan emansipasi wanita di Indonesia.
Kedudukan
wanita pada masa Kartini menulis suratnya tertanggal 25 Mei 1899 kepada Stella
Zeehandelaar, seorang gadis Belanda, dikisahkan sebagai berikut : “kami
gadis-gadis masih terikat oleh adat-istiadat lama dan sedikit sekali memperoleh
kebahagiaan dari kemajuan pengajaran. Untuk keluar rumah sehari-hari dan
mendapatkan pelajaran di sekolah saja sudah dianggap melanggar adat. Ketahuilah
bahwa adat negeri kami melarang keras gadis keluar rumah. Ketika saya berusia
12 tahun, maka saya dikurung didalam rumah, saya mesti masuk “kurungan”. Saya
dikurung didalam rumah seorang diri, sunyi senyap, terasing dari dunia luar.
Saya tidak boleh keluar dunia itu lagi, bila tidak disertai oleh seorang suami,
seorang laki-laki yang asing sama sekali bagi saya, dipilih oleh orang tua saya
untuk saya, dikawinkan dengan saya tanpa sepengetahuan saya sendiri”.
Kehidupan
gadis semacam itu sebenarnya hanya terdapat pada kalangan menak (bangsawan)
yang berbeda dengan gadis-gadis dari kalangan petani maupu pekerja.
Akan tetapi, keterbelakangan pendidikan menjadi pola yang umum pada mereka.
Pada golongan petani dan pekerja, perkawinan dibawah umur sering terjadi
seperti halnya golongan menak. Oleh karena itulah Kartini sangat mendambakan
pengajaran bagi gadis-gadis.
Usahanya
yang pertama ialah mendirikan sebuah kelas kecil bagi kepentingan gadis-gadis,
yang diselenggarakan 4 kali seminggu. Murid-muridnya pertama sebanyak 7 orang.
Mereka mendapatkan pelajaran membaca-menulis, kerjainan tangan, masak memasak
dan menjahit. Terbitnya kumpulan surat-surat R.A Kartini memberikan ispirasi
bagi munculnya pergerakan kaum wanita.
Perintis
gerakan emansipasi wanita lainnya, yaitu Dewi Sartika. Dewi Sartika merupakan
salah seorang dari 9 wanita yang menulis gagasannya bagi sebuah panitia
pemerintahan Hindia Belanda yang menyelidiki sebab-sebab kemunduran kemakmuran
penduduk di Jawa, khususnya kaum wanita.
Fase
berikutnya dari gerakan wanita Indonesia, diawali dengan berdirinya sebuah
perkumpulan Putri Mardika, yang bertujuan untuk mencari bantuan keuangan bagi
gadis-gadis yang ingin melanjutkan pelajaran. Disamping itu juga memberikan
penerangan dan nasihat yang baik bagi kaum putri. Sedangkan perkumpulan
Kartinifonds (dana Kartini) didirikan pada tahun 1912 atas usaha Tuan dan
Nyonya C. Th. Van Deventer, yang bertujuan untuk mendirikan sekolah-sekolah
“Kartini”. Sekolah yang pertama didirikan di Semarang pada tahun 1913, kemudian
menyusul di kota-kota Jakarta, Malang, Madiun danBogor.
Sejalan
dengan itu muncul banyak sekali perkumpulan wanita, seperti Madju Kemuliaan di
Bandung, Pawijatan Wanita di Magelang, Wanito Susilo di Pemalang, Wanita Hadi
di Solo dan banyak lagi di lain tempat. Selain itu organisasi keagamaan pun
memiliki bagian organisasi kewanitaanya, seperti Wanito Katholik, Aisyiah dari
Muhammadiyah, Nahdatul Fataad dari NU dan Wanudyo Utomo dari SI
Di
Sumatera, Karadjinan Amai Setia didirikan di kota Gadang pada tahun 1914, yang
bertujuan meninggikan derajat wanita dengan jalan pelajaran menulis, berhitung
dan membaca, mengatur rumah tangga, membuat kerajinan tangan dan mengatur
pemasarannya. Sedangkan di Padang berdiri keoetaman Istri Minangkabau, yang
bertujuan untuk menyebar luaskan pengetahuan umum, pendirian sekolah industry
dan kerajinan wanita. Di Bukit Tinggi berdiri serikat kaum Ibu Sumatera. Di
Gorontalo berdiri Gorontalosche Mohammedaansche Vrouwenvereeniging dan di Ambon
berdiri Ina Tuni, yang merupakan bagian dari sekrikat Ambon.
Sejak
tahun 1920 jumlah pekumpulan wanita bertambah banyak sekali. Apabila pada awal
perkembangannya banyak dipelopori oleh para wanita dari kalagan ningrat, maka
pada masa ini peranan golongan ningrat sudah tidak kentara lagi. Hal ini
didorong oleh semakin luasnya pengajaran bagi kaum wanita dan adanya kesediaan
organisasi-organisasi yang ada untuk membentuk bagian kewanitaan.
Perkembangan
gerakan wanita kearah kegiatan politik semakin nampak setelah kaum wanita ikut
ambil adil dalam kegiatan SI, PKI, PNI dan PERNI. Pergerakan kaum wanita
mengikuti jejak kaum pergerakan nasional. Kongres Wanita pertama diadakan pada
tanggal 22 Desember 1928 setelah mendapatkan pengaruh dari diselenggarakannya
Kongres Pemuda II, 28 Oktober 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda. Kongres
Wanits tersebut mealhirkan Perserikataan Perhimpunan Istri Indonesia (PPII).
Tanggal 22 Desember kemudian diperingati sebaagai “Hari Ibu” sebagai hari
lahirnya kesadaran yang mendalam wanita Indonesia tentanng nasibnya,
kewajibannya, kedudukannya dan keanggotaannya dalam masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada
tahun 1596-1811,dan yang kedua kalinya pada tahun 1814-1904. Tujuan kedatangan
Belanda ke Indonesia adalah untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah di
Indonesia. Dan untuk melancarkan usahanya, Belanda menempuh beberapa cara yaitu
membentuk VOC pada tahun 1902 dan membentuk pemerintahan kolonial
Hindia-Belanda. Setelah masa penjajahan itu usai, Belanda meninggalkan
kebudayaan dan kebijakan-kebijakan yang sebagian masih di pakai oleh Indonesia.
Indonesia pada masa pemerintahan
Hindia-Belanda abad XIX sudah mengalami berbagai pergantian Gubernur Jendral
tetapi yang paling menyengsarakan rakyat yaitu pada masa Gubjen, Rafles,
Daendels, Van den Bosch, dan van Hogendrop. Yang menerapkan system tanam paksa,
penyerahan wajib hasil pertanian, penyewaan tanah kepada rakyat, penyewaan desa
pada pihak swasta dan pembuatan jalan dari Anyer sampai Panarukan.
Indonesia pernah merasakan dijajah oleh
negara lain, seperti Portugis dan Inggris. Akan tetapi penjajahan itu tidak
begitu lama. Baru setelah itu bangsa Indonesia mulai dijajah kembali oleh
bangsa barat yaitu Belanda yang kurang lebih selama 300 tahun lamanya. Pada
awalnya Belanda hanya ingin melakukan perdagangan rempah-rempah di Indonesia.
Akan tetapi melihat kondisi Indonesia yang begitu kaya akan rempah-rempah VOC
berniat melakukan monopoli perdagangan. VOC merupakan persatuan dari berbagai
perseroan dan disahkan dengan suatu piagam yang memberi hak khusus untuk
berdagang, berlayar dan memegang kekuasaan. Jadi pada saat pemerintahan
Hindia-Belanda, masyarakat sangat tertindas karena adanya sistem tanam paksa
dan kerja rodi dan pemerintahan yang hanya mengntungka pemerintahan Belanda,
tidak memperhatikan rakyat.
B.
Saran
Semoga
makalah ini dapat dijadikan referensi pembelajaran atau dapat dijadikan sebagai
tambahan wawasan tentang sejarah kolonial barat di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
http://gestafiannieva.blogspot.co.id/2015/12/perkembangan-pengaruh-barat-terhadap.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar