Kelompok Sosial
dan Organisasi Formal
Serta Contoh
Komunitas Motor Gede
A.
Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan dua orang atau
lebih yang tergabung dalam suatu wadah yang mempunyai tujuan sama, visi dan
misi sama, dan masing masing mempunyai tugas untuk mencapai tujuan tersebut dan
mempunyai aturan-aturan yang harus dilakukan. Dalamkelompok sosial terdapat
struktur organisasi atau sering disebut kepengurusan. Kepengurusan tersebut
sesuai dengan apa yang telah disepakati oleh anggota kelompok tersebut. Setiap
kelompok sosial memiliki kepentingan yang berbeda beda
Kriteria kelompok sosial menurut
soerjono soekanto :
1. setiap anggota kelompok sadar bahwa dia merupakan
bagian dari kelompok yang bersangkutan
2. ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu
dengan anggota lainya
3. ada suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga
hubungan antar mereka bertambah erat dan solid misal memiliki kesamaan nasib
,kepentingan,tujuan, dan ideologi yang sama. Dengan memiliki kesamaan tadi maka
kelompok sosial akan terbentuk dan akan menjadi kelompok yang solid
4. berstruktur,berkaidahdan memiliki pola perilaku,
yang dimaksud adalah kelompok memiliki struktur organisasi seperti ketua wakil
dan lain sebagai nya, lalu memiliki pola perilaku adalah memiliki tata
cara/aturan masing masing pada tiap kelompok sosial sesuai kesepakatan yang
telah dibuat pada tiap kelompok
5. bersistem dan berproses. Bersistem yaitu kelompok
sosial memiliki sisitem, satu kelompok dengan kelompok lainya tentu berbeda
sistem baik sisitem dalam organisasi dsb. Berproses, kelompok sosial tentu nya
memiliki poses dalam pembentukan kelompok tersebut.
Dasar dasar pembentukan kelompok
sosial :
1. Memiliki kepentingan yang sama (common interst)
2. Darah dan keturunan yang sama
3. Daerah yang sama
4. Ciri ciri badaniah yang sama
Berikut merupakan klasifikasi
kelompok sosial
1. Paguyuban(gemeinschaft) kelompok sosial yang
memiliki ikatan batin yang murni dan alamiah, paguyuban menganut sistem gotong
royong dan kerja sama dan tidak mengutamakan uang dalam saling membantu satu
sama lain. Paguyuban biasanya kelompok seperti ini terdapat di daerah pedesaan.
Paguyuban memiliki rasa persaudaraan yang kental dan cenderungsatu sama lain
saling mengenal. Paguyuban bersifat informal
2. Patembayan (gessselschaft) kelompok patembayan,
kelompok sosial yang anggota nya memiliki ikatan lahir yang pendek. Yang di
maksud ikatan lahir yang pendek adalah mereka cenderung masih baru salig
mengenal. Patembayan biasanya berada di daerah perkotaan, kelompok ini bersifat
formal sehingga memiliki struktur dan tata aturan contoh patembayan adalah
ikatan buruh pabrik
Jenis jenis kelompok sosial dan
peranannya
1. Kelompok primer (face to face group) yaitu kelompok
sosial yang anggota nyasering saling bertemu dan bertatap muka dan saling
mengenal lebih dekat dan cenderung akrab satu sama lain di karenakan kedekatan
tersebut. Anggota kelompok primer saling mengerti persaan satu sama lain.
Kelompok primer merupakan kelompok yang sangat penting dalam kehidupan sehari
hari karena manusia pertama tama berkembang dan tumbuh pada kelompok primer.
Kelompok primer sering di sebut dengan keluarga
2. Kelompok sekunder. Interaksi dalam kelompok sekunder
terdiri atas saling hubungan yang tidak langsung. Kelompok sekuderjauh dari
formal dan kurang bersifat kekeluargaan Peranan kelompok sekunder dalam
kehidupan sehari hari adalah alam kehidupan manusia untuk mencapaitujuan
tertentu
3. Kelompok formal(organisasi formal) dan informal.
Perbedaan yang mendasar pada kelompok formal dan informal adalah adanya status
resmi dan tidak resmi, kelompok formal kedudukann nya memiliki status yang
resmi sedangkan kelompok informal merupakan sebaliknya dari kelompok formal.
Interaksi dalam kelompok informal lebih mirip dengan interaksi kelompok primer
yang cenderung bersifat kekeluargaan dan saling mengenal satu sama lain
sedangkan interaksi kelompok formal lebih mirip dengann kelompok
sekunder,bercorak pertimbangan rasional objektif
B.
ORGANISASI FORMAL
Pengertian Organisasi Formal
Pengertian
Organisasi formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas,
pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas. Atau
organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan
kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam suatu
organisasi). Atau organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan strukturnya
secara jelas disusun. Organisasi formal harus memiliki tujuan atau sasaran.
Tujuan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur organisasi
yang akan dibuat.
Struktur
organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme
formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka
dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi,
bagian-bagian atau posisi-posisi, atau pun orang-orang yang menunjukan
kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam
organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja, standarisasi,
koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan
besaran (ukuran) satuan kerja.
Unsur dan Tiang Dasar Organisasi
Formal 3 Unsur pokok organisasi formal :
1. Sistem kegiatan terkoordinasi
2. Kelompok orang
3. Kerjasama mencapai tujuan
Tiang dasar teori organisasi
formal:
1. Pembagian kerja
2. Proses skalar (hirarki) dan fungsional (horizontal)
3. Struktur
4. Rentang kendali
Ciri-Ciri Organisasi Formal
1. Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang
ditetapkan antara jabatan-jabatan. Blok-blok bangunan dasar dari organisasi
formal adalah jabatan-jabatan.
2. Tujuan atau rencana organisasi terbagi kedalam
tugas-tugas; tugas-tugas organisasi disalurkan
di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi
3. Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan
kepada jabatan. Yakni, satu-satunya saat bahwa seseorang diberi kewenangan
untuk melakukan tugas-tugas jabatan adalah ketika ia secara sah menduduki
jabatannya.
4. Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut
suatu tatanan hierarkis. Hierarkinya mengambil bentuk umum suatu piramida, yang
menunjukkan setiap pegawai bertanggung jawab kepada atasannya atas
keputusan-keputusan bawahannya serta keputusan-keputusannya sendiri.
5. Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi
tegas, yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan
fungsi-fungsi jabatan dalam organisasi.
6. Proesedur dalam organisasi bersifat formal dan
impersonal – yakni, peraturan-peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang.
Jabatan diharapkan memiliki orientasi yang impersonal dalam hubungan mereka
dengan langganan dan pejabat lainnya.
7. Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu
sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi.
8. Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan
pribadi dan kehidupan organisasi.
9. Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi
berdasarkan kualifikasi teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga,
atau koneksi lainnya.
10. Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan
kecakapan teknis, kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan
prestasi kerja.
Ciri-ciri
suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut komunikasi
jabatan. Hubungan dibentuk antara jabatan-jabatan, bukan antara orang-orang.
Keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan jabatan.
Ada pun faktor-faktor utama yang
menentukan perancangan struktur organisasi formal adalah sebagai berikut :
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya
Strategi menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat
disusun diantara para pimpinan dan bawahan. Menurut Chandler, pengubahan
strategi mengakibatkan perubahan desain organisasional. Peningkatan
kompleksitas menyebabkan struktur tersentralisasi menjadi tidak efisien.
Perusahaan-perusahaan harus mengubah strukturnya menjadi struktur yang
desentralisasi.
2. Lingkungan yang melingkupinya
·
Dalam hal ini
perlu dibedakan tiga tipe lingkungan sebagai berikut : · Lingkungan stabil, yaitu lingkungan
dengan sedikit atau tanpa perubahan yang tidak diperkirakan atau secara
tiba-tiba.
·
Lingkungan
berubah (changing environment), yaitu lingkungan di mana inovasi (perubahan)
mungkin terjadi dalam setiap atau seluruh bidang. · Lingkungan bergejolak (turbulent
environment), yaitu lingkungan di mana sering terjadi perubahan secara drastis.
3. Teknologi yang digunakan Perbedaan teknologi yang
digunakan untuk memproduksi barang- barang atau jasa akan membedakan struktur
organisasi. Semakin kompleks teknologi, semakin besar jumlah manajer dan
tingkatan manajemen. Perusahaan yang ingin sukses harus memiliki struktur yang
sesuai dengan tingkat teknologinya.
4. Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara
keseluruhan maupun satuan kerjanya yang sangat mempengaruhi struktur
organisasi.Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin
kompleks dan harus dipilih struktur yang tepat.
5. Anggota (pegawai/karyawan) dan orang-orang yang
terlibat dalam organisasi Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta
kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan dalam merancang struktur
organisasi.
Kebutuhan
manajer dalam pembuatan keputusan juga akan mempengaruhi saluran komunikasi,
wewenang dan hubungan diantara satuan kerja pada rancangan struktur organisasi.
Para manajer organisasi, terutama para manajer puncak, akan mempengaruhi pemilihan
strategi, dan pemilihan strategi ini akan mempengaruhi tipe struktur yang
digunakan dalam organisasi.
Model- model struktur organisasi
Formal :
1. Model tradisional ·
-
Dirancang
terutama untuk lingkungan yang stabil dan pengubahan yang terjadi di dalamnya
dapat diperkirakan.
-
Cenderung tidak
efisien dalam lingkungan yang sangat bergejolak.
-
Pada model ini
terdapat beberapa tingkatan yaitu :
·
Manajemen
Puncak, pelaksananya adalah Direktur Pelaksana dan Manajer Umum.
·
Manajemen
Menengah, pelaksananya adalah Manajer Departemen Fungsional/ Divisi dan Kepala
Bagian.
·
Manajemen Lini pertama, pelaksananya adalah
penyelia/ Supervisor/ Mandor/ Kepala Tukang dan Pengawas Tingkat pertama.
·
Karyawan
Operasional.
2. Model hubungan manusiawi
Dalam model ini juga diterima konsep speialisasi,
rutinitas, dan pemisahan perencanaan dari pelaksanaan sebagai ciri utama
organisasi yang efektif.
Model ini secara eksplisit mengakui bahwa orang
tidaklah selalu bertindak persis segaris dengan posisi menurut struktur
formalnya. Hal ini mengandung perhatian manajemen akan adanya ”struktur
informal” yang ada di seluruh elemen-elemen organisasi. Model hubungan
manusiawi lebih mengusulkan bermacam-macam penyesuaian, teknik-teknik, dan
perilaku-perilaku struktur offline:
-
Kepemimpinannya
dapat mengurangi friksi- friksi di antara orang-orang dan jabatan – jabatan
mereka dalam organisasi, serta menghubungkan kerja sama yang baik antar para
anggota organisasi.
-
Menyarankan
manajer memanfaatkan organisasi informal dalam departemennya.
-
Ditunjukkan
sejumlah teknik atau program yang biasanya di bawah yurisdiksi kewenangan
departemen personalia.
3. Model sumber daya manusia
Implikasi model sumber daya manusia pada struktur
organisasi, walaupun abstrak adalah jelas. Model ini berpendapat bahwa pada
hakekatnya manusia mempunyai kemampuan untuk mempelajari pengarahan dan
pengendalian diri lebih kreatif dari pada pekerjaannya sekarang, dan bahwa
tugas manajer adalah menciptakan suatu lingkungan di mana mereka dapat
meningkatkan sumbangan kapasitasnya pada organisasi. Konsep model sumber daya
manusia mencoba memaksimumkan fleksibilitas baik di dalam maupun di antara
posisi – posisi yang berinteraksi. Hal tersebut mengharuskan anggota – anggota
organisasi mempunyai hal – hal sebagai berikut :
-
Suatu tujuan
tingkat operasional yang telah disetujui bersama
-
Jalur untuk
memperoleh sumber informasi vertikal dan horisontal yang relevan
-
Kemampuan untuk
memberikan tanggapan terhadap informasi dengan keputusan dan perilaku yang
mengarahkan pencapaian tujuan dengan efisien. Adapun mengenai tujuan organisasi
model sumber daya manusia ditetapkan bersama oleh manajer dan bawahannya,
sehingga tujuan bersama tersebut jelas merubah hubungan atasan dan bawahan yang
diatur oleh model tradisional dan hubungan manusiawi.
Unsur – unsur struktur organisasi
terdiri dari :
1. Spesialisasi kegiatan
2. Standarisasi kegiatan
3. Koordinasi kegiatan
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja
Dimensi- dimensi dasar struktur
organisasi formal :
1. Pembagian kerja ·
-
Relatif dapat
menurunkan keterlibatan kerja, maupun kerja karyawan
-
Menimbulkan
kebosanan karena pekerjaan menjadi monoton ·
-
Mengakibatkan
tingkat komitmen karyawan lebih rendah dan kehilangan motivasi
-
Dapat
mempengaruhi tingkat prestasi organisasi.
2. Wewenang Hak melakukan sesuatu atau memerintah orang
lain untuk melakukan sesuatu.
3. Kekuasaan Kemampuan untuk melakukan hak yang terjadi
dalam wewenang
4. Tanggung jawab Kewajiban untuk melakukan sesuatu,
dalam hal ini adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan tugas atau fungsi
organisasi atau kewajiban seorang bawahan yang diberi tugas atasannya untuk
melakukan sesuatu yang diinginkan atasan tersebut.
5. Rentang kendali Berapa orang jumlah bawahan yang
dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer.
6. Struktur tall
-
Mempunyai
rentang kendali sedikit / sempit
-
Hanya sedikit
jumlah karyawan yang berada di bawah kendali seorang atasan sehingga
memungkinkan pengawasan dan disiplin yang ketat.
-
Diterapkan dalam
struktur klasik
7. Struktur flat Mempunyai rentang kendali melebar /
banyak dalam hal rentang kendali dan tingkatan manajemen.
8. Hubungan lini dan staff
9. Komunikasi dalam organisasi
10. Sentralisasi dan desentralisasi Sentralisasi
wewenang terjadi bila wewenang dipegang atau dipusatkan pada seseorang atau
beberapa orang. Desentralisasi wewenang terjadi bila wewenang didelegasikan
atau dilimpahkan meluas dalam suatu organisasi.
11. Rantai wewenang scalar Berhubungan dengan jumlah
tingkatan dalam suatu organisasi dan secara otomatis ada kapan saja seorang
individu dijadikan bawahan pada seorang atasan. Untuk membedakan tingkatan
wewenang dalam organisasi adalah semakin tinggi tingkatan semakin besar
wewenang.
12. Kesatuan perintah Bertujuan untuk memudahkan
koordinasi.
C.
Contoh Organisasi Formal Komunitas Motor Gede
STRUKTUR ORGANISASI KCS PERIODE 2015-2017
DESKRIPSI
PERANAN & TUGAS PENGURUS KCS 2015 – 2017
I.
KETUA UMUM :
- Sebagai
representatif atau perwakilan organisasi
- Membuat
perencanaan, mengusulkan-menjawab-memberikan kontrol positif kegiatan KCS
secara umum
- Bertanggung
jawab terhadap seluruh Anggota maupun kegiatan resmi KCS
- Memiliki
pertanggungan jawab terhadap anggota KCS
- Mengawasi
dan mengontrol divisi dalam organisasi di bawah Wakil I & Wakil II
II.
KETUA HARIAN I :
- Mewakili
Ketua dalam kegiatan harian KCS untuk segala sesuatu yang bersifat
internal
- Membuat dan
menjaga hubungan baik antara anggota dan antar divisi
- Merencanakan,
melaksanakan dan menjamin dinamika kegiatan KCS secara internal
- Bersama
Ketua turut berertanggung jawab terhadap anggota KCS
- Memiliki
pertanggungjawaban kepada Ketua secara langsung
III.
KETUA HARIAN II :
- Melakukan
koordinasi lintas bidang dengan Wakil I
- Mewakili
Ketua dalam kegiatan harian KCS untuk segala sesuatu yang bersifat
eksternal
- Memimpin
divisi dalam kegiatan yang bersifat eksternal
- Menjaga
hubungan baik antar anggota komunitas dengan induk organisasi seperti SHC,
PHSJT, ASFI. maupun dengan organisasi luar lainnya.
- Memimpin
divisi dibawah kepemimpinannya untuk urusan penginformasian kegiatan KCS
seperti pelaksanaan mailinglist, Website maupun media sosial komunitas
- Memiliki
pertanggungjawaban kepada Ketua secara langsung
SEKRETARIS
:
- Membantu
tugas ketua dalam kegiatas surat menyurat
- Menyimpan
dokumen-dokumen
- Menghimpun data seluruh anggota sesuai dengan
ketentuan formulir pendaftaran yang ada
- Merekap
data keanggotaan aktif maupun non-aktif KCS
- Mencatat hasil forum (notulen) dalam
kegiatan atau rapat
- Melakukan
koordinasi intens dengan pengurus lain
- Memiliki
pertanggungjawaban kepada Ketua Harian I & II
BENDAHARA
I :
- Bertanggung
jawab keuangan internal seperti uang pendaftaran, kas bulanan ataupun
transaksi yang bersifat internal
- Bertanggung
jawab atas semua transaksi keuangan yang bersifat internal
- Memiliki
pertanggungjawaban kepada Ketua Harian I
BENDAHARA
II :
- Bertanggung
jawab atas keuangan yang bersifat eksternal seperti sponsorsip ataupun
sumbangan tambahan anggota diluar kas juga sumbangan dari luar komunitas
- Bertanggung
jawab atas semua transaksi keuangan yang bersifat eksternal
- Memiliki
pertanggungjawaban kepada Ketua Harian II
DIV.
HUMAS I :
- Menyeimbangkan
komunikasi & hubungan baik anggota juga dengan pihak luar
- Menampung
segala bentuk masukan maupun kritikan anggota terhadap organisasi yang
nantinya diangkat di forum
- Menyebarkan
informasi seputar kegiatan organisasi ke anggota KCS baik calon prospek,
prospek hingga yang telah menjadi anggota KCS
- Mengembangkan
hubungan antar komunitas / club di luar maupun dengan instansi pemerintah
dan masyarakat
- Mencari
informasi dari pihak luar
- Memiliki
pertanggungjawaban kepada Ketua Harian I
DIV.
HUMAS II :
- Turut
membantu Pengurus Organisasi untuk keperluan informasi ke dalam maupun ke
luar seperti pembuatan banner, piagam dsb
- Menyebarkan
informasi Kepada seluruh
anggota KCS dan penginformasian pada Facebook group,
mailing list dan situs Web
- Memiliki
pertanggungjawaban kepada Humas I
DIV.
KEANGGOTAAN :
- Membantu
mensosialisasikan tata tertib/peraturan KCS kepada calon prospek, prospek
hingga telah menjadi anggota
- Bertanggung
jawab terhadap pendataan & penilaian anggota
- Mencatat segala pengaduan-pengaduan anggota yang
kemudian diserahkan ke forum
- Berkordinasi
dengan divisi tatib perihal penyimpangan maupun pelanggaran anggota
- Memiliki
pertanggungjawaban kepada Wakil I
DIV.
TATIB :
- Bertanggung
jawab terhadap ketentraman dan ketertiban selama kegiatan KCS berlangsung
baik secara internal maupun eksternal
- Turut
menjaga kedisiplinan anggota dan pengurus sesuai dengan peraturan pengurus
dan AD-ART organisasi
- Bersama
Divisi keanggotaan melakukan evaluasi keaktifan anggota pada program kerja
pengurus
- Melakukan
penertiban atribut KCS terhadap seluruh anggota
- Bertanggung
jawab aktif sebagai mediator antar komunitas/club juga antar anggota KCS
apabila terjadi perselisihan
- Memiliki
pertanggunangan jawab kepada Wakil I & Wakil II
DIV.
TOURING :
- Melakukan
penelitian awal terhadap situasi dan kondisi mulai lalu lintas hingga
tempet kegiatan
- Menjadwalkan
kegiatan touring rutin atau tambahan sesuai dengan program kerja pengurus
- Memberikan
informasi dan pelatihan kepada anggota tentang safety riding dan safety
gear yang benar
- Turut
mengkampanyekan program keselamatan lalin sesuai nilai hukum yang berlaku
- Turut
menjaga dengan tatib dalam menjaga ketertiban rombongan/barisan selama
touring dengan.
- Memiliki
tugas untuk turut aktif memberikan informasi kepada anggota KCS terhadap
problematika motor CB150R beserta cara penanganannya.
- Memiliki
tugas untuk turut aktif memberikan informasi kepada anggota KCS terhadap
problematika motor CB150R beserta cara penanganannya.
- Berkordinasi
dengan pengurus lain yang berhubungan dengan bidangnya.
- Memiliki
pertanggunangan jawab kepada Wakil II
DIV.
PEMBANGUNAN :
- Memiliki
tanggung jawab untuk memajukan & menjaga roda ekonomi organisasi KCS
- Menjadwalkan
agenda kegiatan ataupun usaha untuk menjalankan roda ekonomi sehingga KCS
bisa mandiri
- Menjadwalkanagenda
kegiatan untuk menunjang SDM anggota KCS seperti halnya
Pelatihan-pelatihan
- Berkoordinasi
dengan pengurus lain dalam menjalankan program dan tugas pengurus
- Memiliki
pertanggunangan jawab kepada Ketua Harian I & II
DIV.
KESEHATAN :
- Melaksanakan
tugas bina kesehatan dan promosi kesehatan kepada anggota KCS
- Memiliki
pertanggunangan jawab kepada Wakil I
DIV.
DOKUMENTASI :
- Bertanggung
jawab kepada segala bentuk dokumentasi selama kegiatan KCS baik secara
internal maupun eksternal
- Selalu
berkoordinasi bersama dengan pengurus lain baik sebelum acara
pendokumentasian acara maupun setelahnya.
- Memiliki
pertanggunangan jawab kepada Wakil I & II
DIV.
INVENTARIS & LOGISTIK I :
- Bertanggung
jawab terhadap barang-barang inventaris KCS yang didapat secara Internal
dan mendatanya.
- Bekerjasama
dengan divisi / pengurus lain tentang usulan pengadaan barang / alat untuk
keperluan pengembangan KCS.
- Memiliki
pertanggunangan jawab kepada Wakil I
DIV.
INVENTARIS & LOGISTIK II :
- Bertanggung
jawab terhadap barang-barang inventaris KCS yang didapat secara Eksternal
dan mendatanya.
- Turut
bertanggung jawab dalam pengadaan barang atau logostik kegiatan eksternal
maupun kegiatan ekstra KCS seperti Annivesary dsb
- Memiliki
pertanggunangan jawab kepada Wakil II
DEWAN
PENASEHAT
- Wajib
memberikan pengarahan serta suatu keputusan yang tepat kepada anggota baik
pendiri, pengurus serta anggota dengan tidak melihat perbedaan apapun jika
diperlukan
- Kedudukan
atau posisi penasehat tidak berada di atas atau di bawah susunan
kepengurusan, namun berdiri sendiri sesuai fungsinya
- Sifat
Pendapat, pengarahan serta keputusan tidak mutlak untuk di terima
- Keputusan
ataupun kesimpulan dewan pengurus yang akan diambil wajib dipertimbangkan
kepada penasehat